Non Disclosure Agreement (NDA) adalah perjanjian kerahasiaan antara dua pihak untuk menjaga kerahasioan informasi dan atau material tertentu yang mereka bagi bersama akses / informasinya, namun tidak diijinkan diketahui pihak diluar mereka (pihak ketiga). Bagaimana implementasi NDA dalam dunia kerja? Apa saja aspek aspek yang dapat mengikat NDA? Kita akan bahas dalam artikel ini.
Seorang dokter atau pihak rumah sakit yang memiliki akses informasi mengenai pasiennya, maka mereka terikat dalam perjanjian NDA ini. Kami pernah menangani sistem informasi untuk Rumah Sakit, dimana pihak Rumah Sakit sangat selektif memberikan data untuk menunjang pekerjaan Kami. Misalnya rekam medis pasien, mereka membuatkan contoh / dummy sehingga data asli pasien tidak terekspose. Rekam medis pasien. Dasar kerahasiaan ini juga mengacu pada Kode Etik profesi Dokter pasal 16.
Pengacara dengan kliennya. Dasar hubungan saling percaya antara pengacara dan kliennya menimbulkan banyaknya kerahasiaan klien yang diketahui pengacara. Kerahasiaan ini bahkan harus dijaga sang pengacara meskipun klien tersebut sudah tidak terikat kerjasama lagi. Sama halnya dengan kode etik profesi dokter, kerahasiaan antara pengacara dan klien ini juga ditegaskan dalam kode etik dan UU Advokat pasal 15 dan 26.
Sebagai asisten pribadi, profesi ini sudah barang tentumengetahui banyak informasi rahasia tentang atasannya. Baik yang berkaitan dengan bisnis / usaha, maupun kehidupan pribadinya. Dalam beberapa kasus maka sang atasan menekankan perihal perjanjian kerahasiaan ini pada kontrak kerja asisten pribadinya.
Pengembang website, ketika Kami dikontrak oleh agensi pengembangan web lainnya atau pihak agensi digital lain untuk mengerjakan sebuah website atau aplikasi, maka tidak jarang Kami dituntut untuk menjaga kerahasiaan pekerjaan ini.
Artinya Kami tidak mempublikasikan / mengklaim hasil kerja tersebut sebagai portfolio. Ada agensi yang menekankan hal ini pada kontrak kerjasama, ada juga yang hanya secara lisan mengingatkan Kami, bagaimanapun juga kewajiban Kami menjaga kerahasiaan ini.
Jika Kita lihat beberapa contoh diatas, perjanjian kerahasiaan dari masing masing profesi ada yang terikat dengan hukum yang sudah diatur, ada juga yang tidak diatur sebelumnya. Bagi yang diatur dalam kontrak kerjasama maka landasan hukumnya kurang lebih mengacu pada pasal 1338 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUHPer) berbunyi:
"Semua persetujuan yang dibuat sesuai dengan undang-undang berlaku sebagai undang-undang bagi mereka yang membuatnya. Persetujuan itu tidak dapat ditarik kembali selain dengan kesepakatan kedua belah pihak, atau karena alasan-alasan yang ditentukan oleh undang-undang. Persetujuan harus dilaksanakan dengan itikad baik."
berdasarkan pasal hukum perdata tersebut maka pelanggar perjanjian NDA dapat digugat secara perdata dan dikenakan sanksi sesuai yang tercantum dalam perjanjian NDA itu sendiri.
Bagaimana yang tidak terikat dengan Undang Undang yang berlaku atau kontrak kerja? Pihak yang dirugikan masih dapat menuntut secara hukum apabila mereka merasa dirugikan. Jika kerahasiaan disebarkan melalui internet maka dasar hukum yang dapat digunakan adalah UU ITE.
Meski demikian, meski akhirnya terbukti tidak dapat dijerat dengan hukum undang undang, dari segi etika dan norma pihak yang tersangkut masalah ini tidak akan akan dipercaya lagi oleh pihak pihak lain karena memiliki reputasi buruk tersebut. Sehingga dari segi bisnis, melanggar perjanjian NDA adalah sesuatu yang sangat merugikan.
Foto siluet oleh: Business Pix dengan lisensi CCO 1.0